Suatu ketika di sebuah desa pesisir, tinggalah seorang anak yang bernama Anjas. Anjas ini adalah seorang anak yang pintar dan baik budinya. Ia sendiri berasal dari keluarga nelayan yang sederhana, namun hal itu tidak menyurutkan keinginannya untuk bercita-cita menjadi orang sukses agar bisa membahagiakan kedua orang-tuanya. Ayahnya hanyalah seorang nelayan yang sehari-harinya bekerja untuk mencari ikan untuk dijual. Karena melihat kerja keras ayahnya dalam menghidupinya itulah yang membuat Anjas bercita-cita untuk menjadi orang sukses serta ia tidak ingin mengecewakan orang-tuanya. Anjas saat ini sedang duduk di bangku SMA dan dia termasuk salah satu murid yang berprestasi di sekolahnya. Namun dibalik prestasinya itu terkadang ia sering menghadapi masalah keterlambatan dalam membayar iuran sekolahnya dikarenakan penghasilan ayahnya yang sangat pas-pasan.
Setiap hari ayah Anjas melakukan aktivitas memancing ikan dengan menggunakan kapal yang didapatkannya dengan meminjam modal dari tengkulak. Di mulai dari pagi hari hingga malam menjelang ia bekerja dengan giat demi mendapat hasil yang maksimal. Namun karena mereka meminjam kapal dari tengkulak tentunya ada harga yang harus dibayar olehnya, dari setiap hasil tangkapan ayahnya ini harus disetor langsung kepada tengkulak dan hasilnya pun walau melimpah tapi harus dibayar murah karena sebagai ganti penyewaan kapal oleh nelayan. Dari upah hasil tangkapan ikan yang dihasilkan oleh ayahnya ini hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari itu pun juga sangat pas-pasan.
Saat memasuki jam makan malam, di momen seperti ini lah keluarga Anjas bisa berkumpul karena pagi sampai sore ayahnya masih melakukan aktivitas di lautan. Anjas beserta kedua orangtuanya langsung berkumpul untuk makan bersama di depan TV. Saat itu ayahnya bercerita tentang semakin murahnya harga ikan yang ditangkapnya, ia pun pusing dibuatnya karena ulah tengkulak ini. “Ayah bingung mau mereka apa? Memang sih kita para nelayan dimodalkan kapal serta logistik, tapi sampai segitunya kita diperas hasil tangkapannya.” Kata ayah. “Iya yah, gimana ya nanti aku bayar sekolahnya kalau begini terus, aku kan juga pengen punya cita-cita tinggi.” Ujar Anjas. “Iya nak, tapi kamu harus mengerti bahwa penghasilan ayahmu kan tidak seberapa.” Ibu menambahkan. “Yang ayah takutkan kamu itu bisa putus sekolah kalau kedepannya begini terus.” Kata ayahnya dengan nada sedih. Anjas pun hanya bisa pasrah mendengar omongan ayahnya yang seperti itu. Jika ia putus sekolah maka mau tidak mau ia pun harus membantu ayahnya untuk melaut agar tidak berdiam diri saja di rumah.
Beberapa bulan kemudian, situasi nampak sedikit berbeda. Anjas mulai melihat sebuah ukiran senyuman di wajah ayahnya dan ia juga sering melihat ayahnya mendapatkan ikan yang amat banyak lebih dari biasanya. Anjas pun menghampiri ibunya dan mulai bertanya-tanya. “Ibuuu! Kok belakangan ini ayah ikannya makin banyak ya? Sama akhir-akhir ini Anjas sering melihat bapak selalu senyum saat sedang kerja.” Kata Anjas penasaran. “Gini nak, ayahmu sekarang sudah memakai aplikasi nelayan karena diajak oleh temannya. Makanya pekerjaan ayah jauh lebih mudah dan ikan yang ditangkap juga makin banyak.” Jelas ibunya. “Karena aplikasi ini, ayahmu bisa difasilitasi kapal untuk melaut, terlebih lagi dengan aplikasi nelayan ini ia bisa melihat titik-titik dimana lokasi yang terdapat banyak ikan, bisa mengatur perencanaan dalam melaut seperti persediaan logistik kapal sampai bahan bakar yang akan dipergunakan. Ayahmu juga bisa mudah untuk mengurus perizinan kapalnya untuk melaut dan yang paling hebatnya, hasil tangkapannya juga dapat langsung dijual kepada konsumen dengan harga yang sesuai tanpa harus melalui tengkulak.” Ibunya menjelaskan lebih lanjut. “Waah keren banget jadi ayah gak perlu bolak-balik ke daratan buat nyetor ikan lagi ya bu?” Tanya Anjas. “Iyaa begitu dan ibu juga bisa langsung ambil uangnya di ATM dari hasil penjualan ikan ayahmu.” Tambah ibunya. “Pantas saja sekarang kebutuhan kita bisa tercukupi dan akhirnya aku gak harus putus sekolah deh, asyiiiik!!” Sambung Anjas bersemangat. Begitulah aplikasi nelayan dari Ledgernow yang memberikan perubahan pada keluarga nelayan seperti keluarga Anjas ini sehingga mimpi-mimpi Anjas kedepannya bisa segera terwujud.
Seiring hasil tangkapannya yang kian bertambah, maka keuntungan yang di dapatnya pun juga semakin bertambah. Maka ayah Anjas juga perlu sebuah sistem yang dapat mengatur keuangan dari penghasilannya yang semakin besar setelah memakai aplikasi nelayan. Diperlukan adanya perencanaan keuangan jangka panjang, pengaturan arus kas hingga pengaturan penghasilan secara rinci agar uangnya tidak habis secara sia-sia dan cukup untuk memenuhi kebutuhan. Dengan menggunakan aplikasi YONK, ayah Anjas tidak perlu lagi repot-repot untuk mencatat secara manual data keuangannya setiap mendapat penghasilan dari melaut karena YONK yang sudah menggunakan Blockchain sehingga semua datanya bisa secara otomatis terintegrasi. Ia pun dapat dengan mudah mengatur secara rinci keuangan yang masuk maupun keluar. Dengan memiliki perencanaan dalam keuangannya serta juga bisa mengatasi kendala yang mungkin terjadi dalam hal finansialnya, ayah Anjas juga berharap memenuhi kebutuhannya dengan baik dan bisa membayar iuran sekolah Anjas dengan lancar tanpa kendala. Dengan sistem yang memudahkan pendataan keuangan milik keluarga Anjas, sekarang ayahnya tidak perlu lagi menghabiskan waktunya secara percuma untuk mencatat segala urusan keuangannya secara manual dan bisa bekerja dengan lebih produktif lagi. YONK hadir sebagai solusi bagi perusahaan untuk mengatur kendala keuangannya dengan menggunakan teknologi berbasis Blockchain yang datanya tersusun secara rapi dan akurat. Jika anda ingin mengetahui lebih lanjut, silahkan klik www.yonk.io untuk info selengkapnya.